Di SMPN 2 Wanayasa, kegiatan kaulinan barudak setiap hari Rabu menjadi salah satu upaya untuk menghubungkan siswa dengan budaya dan permainan tradisional yang sarat makna, salah satunya adalah permainan kelereng. Permainan ini, yang sederhana namun menantang, menyimpan filosofi mendalam yang berkontribusi pada perkembangan mental, emosional, dan sosial siswa. Di era modern ini, di mana digitalisasi sering kali menjadi prioritas, permainan kelereng di lingkungan sekolah mengajarkan anak untuk menemukan kebahagiaan dari interaksi langsung dan keterampilan bermain bersama.
Permainan kelereng melatih ketelitian dan fokus siswa. Dalam setiap langkahnya, pemain harus merencanakan strategi yang tepat agar kelereng dapat tepat sasaran. Di sinilah siswa belajar untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Kesalahan atau kecerobohan sedikit saja bisa membuat mereka kehilangan kesempatan. Maka, permainan ini menjadi media yang mengajarkan tentang pentingnya ketepatan dan kecermatan dalam berpikir, yang relevan bagi kehidupan sehari-hari maupun akademik.
Selain itu, bermain kelereng mengasah keterampilan motorik halus siswa. Gerakan mengarahkan dan menggeser kelereng memerlukan keseimbangan antara kekuatan dan ketepatan. Bagi siswa SMP, keterampilan ini penting dalam perkembangan koordinasi tangan-mata mereka. Melalui permainan ini, mereka berlatih mengendalikan otot tangan dan belajar untuk memperkirakan gerak benda, sesuatu yang bermanfaat dalam pelajaran sains dan olahraga.
Pada tingkat sosial, permainan kelereng menjadi sarana untuk membangun kerja sama dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Dalam suasana permainan, siswa belajar untuk saling menghormati giliran dan menghargai pencapaian teman-teman mereka. Mereka juga belajar menghadapi kemenangan dengan rendah hati dan menerima kekalahan dengan lapang dada. Aspek-aspek ini menjadi fondasi penting bagi pembentukan karakter siswa, terutama dalam hal toleransi dan kerja sama.
Lebih dari itu, permainan kelereng ini juga mengasah keterampilan dalam menghadapi kompetisi yang sehat. Siswa saling bersaing untuk memenangkan permainan, namun kompetisi yang terjadi jauh dari sifat agresif atau berlebihan. Dengan membiasakan diri menghadapi persaingan sehat, siswa diajarkan untuk berfokus pada upaya mereka sendiri tanpa meremehkan teman. Nilai ini sangat relevan bagi perkembangan karakter mereka di masa depan.
Tidak hanya itu, bermain kelereng mengajarkan siswa tentang kejujuran. Dalam permainan tradisional ini, tidak ada teknologi yang merekam aturan atau skor secara otomatis, sehingga siswa dituntut untuk saling mempercayai. Apabila ada ketidaksepakatan, mereka belajar untuk berkomunikasi dengan jujur dan terbuka demi menjaga kelancaran permainan. Dengan demikian, kejujuran menjadi landasan yang diinternalisasi siswa dalam situasi sehari-hari.
Permainan ini pun mengajarkan bagaimana siswa bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya, seperti menggunakan kelereng buatan atau lapangan seadanya. Di era serba modern, permainan ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dan hiburan tidak selalu datang dari hal yang mahal atau teknologi canggih. Kesederhanaan dalam permainan kelereng menjadi pelajaran hidup yang berarti untuk mengapresiasi hal-hal kecil yang ada di sekitar.
Dalam aspek budaya, kegiatan ini menghubungkan siswa dengan warisan budaya leluhur mereka. Kaulinan barudak seperti kelereng bukan hanya permainan, tapi juga cara untuk menjaga identitas dan menghormati tradisi. Melalui permainan ini, siswa merasakan nilai-nilai kebersamaan yang menjadi esensi dari budaya lokal yang kaya, sehingga mereka bangga menjadi bagian dari tradisi ini.
Dengan rutin melaksanakan kaulinan barudak, termasuk kelereng, setiap hari Rabu, SMPN 2 Wanayasa memberikan ruang bagi siswa untuk melepaskan diri dari tekanan akademik dan kembali ke dunia bermain yang penuh pembelajaran. Melalui permainan sederhana, siswa diajarkan bahwa perkembangan diri tidak selalu terjadi di dalam kelas atau melalui materi pelajaran saja, tetapi juga melalui aktivitas bermain yang kaya akan nilai dan filosofi hidup.
Pada akhirnya, kegiatan main kelereng ini tidak hanya menjadi sarana bermain, tetapi juga sebuah cara bagi SMPN 2 Wanayasa untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan budaya yang berharga pada siswanya. Permainan ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter bisa datang dari aktivitas sederhana, dan bahwa warisan budaya dapat menjadi alat yang efektif untuk membentuk generasi yang tangguh, berintegritas, dan menghargai sesama.