Spenda Juara
Rabu Berbudaya di SMPN 2 Wanayasa

ᮛᮘᮥ ᮘᮨᮁᮘᮥᮓᮚ ᮓᮤ ᮞ᮪ᮙ᮪ᮕ᮪ᮔ᮪ |᮲| ᮝᮔᮚᮞ

SMPN 2 Wanayasa melaksanakan kegiatan rutin hari Rabu yang mengusung tema “Maneuh di Sunda”, sebuah implementasi nyata dari program 7 Poe Atikan yang digagas melalui Peraturan Bupati Purwakarta. Program ini menjadi upaya menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal sekaligus memperkuat karakter siswa melalui pembiasaan positif berbasis kearifan lokal.

Setiap hari Rabu, lingkungan SMPN 2 Wanayasa tampak berbeda. Suasana bernuansa budaya Sunda terasa kental dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kehadiran budaya lokal ini tidak hanya memperindah suasana, tetapi juga menghadirkan jati diri khas masyarakat Sunda.

Salah satu ciri paling menarik adalah penggunaan seragam hitam atau pangsi oleh para siswa dan guru serta ikat kepala. Pakaian tradisional tersebut bukan sekadar simbol, melainkan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Siswa terlihat antusias memakai pangsi, menandakan bahwa budaya dapat tetap hidup bila dikenalkan dengan cara yang menyenangkan.

Selain penggunaan pakaian adat, kegiatan kaulinan barudak juga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan hari Rabu. Siswa diajak memainkan permainan tradisional seperti egrang, kincir bambu, sondah, hingga kelereng. Aktivitas ini menjadi sarana pembelajaran yang melatih motorik, kebersamaan, dan sportivitas.

Permainan tradisional yang dimainkan ini berhasil menghidupkan kembali salah satu warisan budaya yang mulai jarang ditemukan. SMPN 2 Wanayasa ingin menunjukkan bahwa permainan tradisional merupakan bagian dari identitas dan kekayaan bangsa.

Selain permainan, kegiatan lain yang mengusung nilai-nilai lokal juga dilaksanakan, termasuk pembelajaran tematik yang mengaitkan seni, bahasa Sunda, dan nilai kearifan budaya dalam proses belajar. Hal ini memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.

Di lapangan, suasana terasa hangat dan penuh tawa. Siswa terlihat saling bekerja sama, saling menghargai, dan menunjukkan sikap-sikap positif yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter. Pembiasaan ini menjadi proses pembentukan kepribadian sejak dini.

Guru-guru turut berperan aktif sebagai teladan. Dengan mengenakan pangsi dan terlibat dalam berbagai kegiatan budaya, mereka menunjukkan bahwa pelestarian budaya harus dimulai dari lingkungan pendidikan.

Program Maneuh di Sunda juga mengajarkan nilai kesederhanaan, kebersamaan, hormat kepada sesepuh, dan rasa bangga terhadap budaya sendiri. Semua nilai ini menjadi bagian dari karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya perkara akademik, tetapi juga membentuk nilai karakter, budaya, dan moral. SMPN 2 Wanayasa melihat bahwa pendidikan karakter yang kuat akan menghasilkan generasi yang berakhlak dan berbudaya.

Meskipun kegiatan hari Rabu kental dengan nuansa budaya Sunda, hal ini tidak menghilangkan identitas siswa sebagai warga Indonesia. Justru sebaliknya, kegiatan ini menegaskan bahwa Indonesia kaya akan ragam budaya yang harus dijaga bersama.

Pengenalan budaya Sunda kepada siswa membuat mereka memahami kekayaan budaya Nusantara yang luas. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang menghargai keberagaman dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat.

SMPN 2 Wanayasa juga memperlihatkan bahwa pelestarian budaya lokal dapat dilakukan sejalan dengan pendidikan formal dan modern. Hal ini sesuai dengan semangat Bhineka Tunggal Ika yang menekankan persatuan dalam keberagaman.

Implementasi kegiatan budaya setiap Rabu ini menjadi bukti bahwa sekolah berperan penting dalam menjaga warisan budaya. Pembiasaan, keteladanan, dan suasana belajar berbasis budaya memberikan pengaruh positif pada perkembangan karakter siswa.

Dalam kesempatan ini, Kepala SMPN 2 Wanayasa, Drs. Asep Tata Sonjaya, menyampaikan pentingnya kegiatan budaya di sekolah.
“Program Maneuh di Sunda bukan hanya tentang memakai pakaian adat atau memainkan permainan tradisional. Ini adalah upaya menanamkan karakter, menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sendiri, dan membentuk pribadi siswa yang berakhlak serta berjati diri. SMPN 2 Wanayasa berkomitmen untuk menjaga kearifan lokal sebagai bagian dari pendidikan, karena kami percaya bahwa pelestarian budaya adalah bagian dari mencintai Indonesia.”

Kutipan tersebut menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan bagian dari pembentukan karakter. Sekolah berharap siswa memiliki kecintaan terhadap budaya lokal, namun tetap menjunjung tinggi identitas Indonesia.

Melalui komitmen ini, SMPN 2 Wanayasa mendukung penuh program 7 Poe Atikan dan terus mengembangkan pembelajaran berbasis budaya sebagai bagian integral dari pendidikan karakter.

Program Maneuh di Sunda yang dilaksanakan setiap Rabu bukan sekadar rutinitas, melainkan langkah nyata dalam menanamkan nilai budaya, moral, dan karakter kepada generasi muda khususnya di SMPN 2 Wanayasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *