Spenda Juara
Kepala Sekolah Dorong Percepatan Digitalisasi di SMPN 2 Wanayasa

Di ruang rapat yang beraroma semangat dan tanggung jawab, Kepala SMPN 2 Wanayasa, Drs. Asep Tata Sonjaya, dudukdi hadapan para tenaga kependidikan. pagi ini, bukan sekadar pertemuan biasa. Ada pesan penting yang ingin ditanamkan—tentang percepatan pemahaman dan implementasi program pemerintah dalam bidang digitalisasi pendidikan.

Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa dunia pendidikan kini bergerak menuju era baru, era digital yang menuntut kecepatan, ketepatan, dan ketelitian. “Kita tidak bisa lagi berjalan lambat di tengah perubahan yang begitu cepat,” ujarnya dengan nada yang tenang namun penuh makna.

Menurut beliau, digitalisasi bukan sekadar tentang perangkat dan sistem, melainkan tentang pola pikir baru dalam mengelola sekolah. Administrasi, pelayanan, dan pengawasan harus beradaptasi dengan teknologi agar sekolah mampu memenuhi kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat dengan lebih efektif.

Para tenaga kependidikan tampak menyimak dengan penuh perhatian. “Inilah peta jalan kita,” lanjut kepala sekolah, “jalan menuju tata kelola pendidikan yang cermat, cepat, dan akurat.”

Dalam kesempatan itu, Drs. Asep Tata Sonjaya juga mengutip Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ia menegaskan bahwa tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam menunjang proses pendidikan, baik dari segi administrasi, pengelolaan, maupun pelayanan teknis.

“Guru adalah pendidik, tapi tenaga kependidikan adalah penguat sistemnya,” tutur beliau, seakan mengingatkan bahwa keberhasilan sekolah tidak hanya lahir dari ruang kelas, tetapi juga dari ruang-ruang kerja yang senyap, tempat administrasi disusun dan pelayanan dijalankan.

Digitalisasi, dalam pandangan beliau, menjadi jembatan untuk menghubungkan setiap elemen sekolah. Dengan sistem digital yang terintegrasi, laporan, absensi, dan surat-menyurat dapat tersusun dengan rapi tanpa menunggu lama. Data menjadi terang, keputusan menjadi cepat, dan pelayanan menjadi akurat.

Suasana rapat pun menghangat. Beberapa tenaga kependidikan berbagi pengalaman tentang tantangan yang mereka hadapi dalam proses digitalisasi. Kepala sekolah mendengarkan dengan penuh empati, lalu memberikan solusi konkret, pelatihan lanjutan, pembimbingan teknis, dan kerja tim yang saling menguatkan.

“Tidak ada kemajuan tanpa kebersamaan,” ujarnya. “Kita harus belajar bersama, tumbuh bersama, dan bertransformasi bersama. Karena digitalisasi bukan beban, melainkan peluang.”

Pesan itu menggema di ruang hati para tenaga kependidikan SMPN 2 Wanayasa. Mereka merasa bahwa arah yang diberikan bukan sekadar instruksi, melainkan ajakan untuk melangkah ke masa depan dengan kesiapan. Dunia digital bukan lagi sesuatu yang jauh, melainkan bagian dari denyut kerja sehari-hari di SMPN 2 Wanayasa.

Dengan semangat kolaboratif, kepala sekolah menutup arahannya dengan harapan agar seluruh tenaga kependidikan menjadikan digitalisasi sebagai budaya kerja. “Ketika kita bekerja dengan sistem, maka waktu bekerja untuk kita,” ucapnya.

Langit Wanayasa tampak cerah saat para tenaga kependidikan melangkah keluar dari ruangan. Mereka membawa semangat baru, tekad untuk mempercepat layanan, dan keyakinan bahwa teknologi adalah sahabat yang membantu, bukan menggantikan.

Di bawah kepemimpinan Drs. Asep Tata Sonjaya, SMPN 2 Wanayasa melangkah mantap menjemput masa depan. Digitalisasi bukan sekadar program, melainkan napas baru dalam pengelolaan pendidikan—napas yang menyatukan kecepatan dengan ketepatan, dan ketelitian dengan kemajuan.

Sekolah ini tengah menulis babak baru dalam perjalanan pendidikannya, babak di mana teknologi dan kemanusiaan berjalan beriringan, demi menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien, dan berkarakter. Sebuah langkah nyata menuju sekolah yang cermat, cepat, dan akurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *