SMPN 2 Wanayasa kembali melaksanakan kegiatan yang luar biasa, dengan terselenggaranya tiga kegiatan penting secara berurutan dalam satu hari. Pada Kamis ini, sekolah menggelar Kamis Ngartis, pelepasan guru purna bakti dan pindah tugas, serta pengisian survei lingkungan belajar.
Kegiatan pertama, yaitu Kamis Ngartis, berlangsung dengan sangat meriah. Kali ini, kelas 8E mendapat kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan bakatnya di hadapan seluruh warga sekolah.
Pentas seni diawali dengan penampilan musik yang memukau. Suara merdu siswa mengalun indah, membuat suasana terasa hidup dan penuh semangat. Para penonton pun larut, bahkan turut serta bernyanyi bersama.
Tak hanya berhenti di lantunan nada, pentas kemudian ditutup dengan penampilan tari daerah yang memukau. Gerakan yang kompak dan anggun dari para siswa membuat semua yang hadir terpukau dan memberikan tepuk tangan panjang.
Kemeriahan Kamis Ngartis ini menjadi bukti nyata bahwa siswa SMPN 2 Wanayasa tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam seni dan budaya. Hal ini juga selaras dengan upaya sekolah menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah.



Setelah suasana penuh keceriaan dari Kamis Ngartis, acara beralih pada kegiatan yang sarat makna, yakni pelepasan guru yang purna bakti dan pindah tugas. Suasana pun berubah menjadi haru.
Acara pelepasan dibuka dengan sambutan lengser yang khas. Kehadiran simbol budaya ini memberikan nuansa sakral dan penuh penghormatan bagi para guru yang akan meninggalkan sekolah.
Setiap untaian kata yang disampaikan terasa mendalam. Ucapan terima kasih mengalir deras, begitu pula doa yang dipanjatkan agar para guru dapat menjalankan peran barunya dengan baik.
Derai air mata tampak menghiasi wajah para siswa dan guru. Momen ini benar-benar menguras emosi, mengingat jasa dan dedikasi guru yang dilepas tidak ternilai harganya.
“Guru adalah pelita dalam kegelapan. Meski beliau yang kami hormati akan menjalani babak baru, semoga cahaya pengabdian dan ilmunya tetap menerangi langkah kami,” ungkap Kepala SMPN 2 Wanayasa, Drs. Asep Tata Sonjaya, dalam sambutannya.
Pelepasan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan, tetapi juga pengingat bahwa pengabdian seorang guru akan selalu tertanam dalam ingatan siswa dan kolega. Meski berpisah, jejak kebaikan mereka tetap akan dikenang.
Setelah rangkaian acara pelepasan selesai, kegiatan berlanjut dengan agenda ketiga, yaitu pengisian survei lingkungan belajar atau sulingjar. Kegiatan ini merupakan program resmi dari Kementerian Pendidikan.
Sulingjar bertujuan untuk memotret kondisi nyata lingkungan belajar di sekolah. Hal ini sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk di SMPN 2 Wanayasa.
Para guru yang terlibat mengisi survei dengan teliti. Setiap jawaban diberikan sesuai dengan kondisi nyata yang mereka alami sehari-hari di sekolah.
Kejujuran dan ketelitian menjadi kunci utama dalam pengisian survei ini, karena data yang dikumpulkan akan menjadi dasar bagi perumusan kebijakan pendidikan ke depan.
“Kami merasa pengisian survei ini adalah kesempatan untuk menyuarakan kondisi sebenarnya di sekolah. Dengan begitu, kebijakan yang lahir nanti bisa lebih tepat sasaran,” ujar salah satu guru, Mulyono Qadarullah, S.Pd., Gr.
Tak hanya guru, siswa pun turut merasakan makna dari rangkaian kegiatan hari ini. “Saya senang sekali bisa tampil di Kamis Ngartis. Awalnya gugup, tapi ternyata teman-teman mendukung dan semua jadi seru. Untuk bapak dan ibu guru yang pindah tugas, kami mendoakan semoga selalu sehat dan sukses,” tutur Restu, Ketua OSIS di SMPN 2 Wanayasa.
Rangkaian tiga kegiatan ini mencerminkan wajah SMPN 2 Wanayasa yang penuh warna. Ada tawa dalam Kamis Ngartis, ada haru dalam pelepasan guru, dan ada keseriusan dalam pengisian survei lingkungan belajar. Hari ini menjadi salah satu bukti bahwa SMPN 2 Wanayasa bukan sekadar sekolah, melainkan rumah kedua tempat tumbuhnya prestasi, budaya, dan kebersamaan. Dengan penuh rasa syukur, seluruh warga sekolah berharap setiap kegiatan yang telah berlangsung membawa kebaikan dan menjadi bekal untuk melangkah lebih maju di masa depan.