Apakah pernah kalian berpikir kalau ingin meraih prestasi kita harus bisa menjadi seorang matematikawan seperti Einstein, seorang ahli seni seperti Vincent Van Gogh, ataupun musisi berpengaruh seperti Beethoven? Sebenarnya, tidak demikian.
Menurut pendapat saya, prestasi berawal dari hal yang kita sukai. Kata prestasi itu sendiri memiliki arti yang berbeda bagi saya. Apa yang saya sebut sebagai prestasi bukanlah tentang sebuah keberhasilan karena mendapat nilai tinggi seperti teman sebaya, atau menjadi jago melukis seperti sahabat sebangku kita. Melainkan, yang saya sebut sebagai prestasi disini adalah keberhasilan dalam meraih apa yang ingin saya raih— Sukses meraih apa yang saya impikan.
Pastinya tidak sedikit teman-teman yang merasa kalau tidak dapat ranking besar seperti orang lain, maka kita bukan anak yang berprestasi. Namun cara pikir itu salah. Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing, setiap orang mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap suatu hal. Orang yang memiliki minat pada seni lukis mungkin tidak begitu paham dengan matematika. Murid yang tidak memiliki kemampuan menulis teks formal mungkin saja lebih kuat dalam membuat cerita. Hal ini bisa disebabkan oleh ketertarikan pribadi mereka terhadap sesuatu.
Murid yang pintar menggambar bisa saja memiliki rasa cinta terhadap seni atau melihat seni sebagai media penyampai perasaan yang indah. Seorang penulis cerita yang handal mungkin senang membaca novel sehingga Ia ingin menulis novelnya sendiri. Seorang pemain bola profesional sekalipun dapat memulai karirnya berkat rasa kagum terhadap pesepak bola yang diidolakannya.
Berkat rasa cinta terhadap suatu profesi atau impian mereka, seseorang bisa meraih prestasi dalam bidang apapun. Seorang yang mencintai impian mereka akan berjuang sekuat tenaga untuk meraihnya, mempelajari segalanya tentang impian mereka agar dapat terwujud, dan terus berdekatan dengan Tuhan supaya impian mereka disukseskan. Tanpa rasa cinta terhadap impian, seseorang tidak akan berjuang untuknya. Tanpa kesukaan terhadap hal yang dilakukannya, seseorang akan merasa malas untuk mempelajarinya. Karena itu, cintailah impian kalian, dan pastilah impian kalian bisa terwujud di masa depan.
Namun apakah sebaiknya kita hanya mengasah sesuai minat kita saja? Apakah kita hanya perlu mempelajari apa yang kita sukai dan meninggalkan yang lainnya? Tentu tidak.
Beberapa hal di dunia ini saling berkaitan, dan banyak sekali kita menemukan
hal yang menarik dari luar aktivitas yang kita tekuni. Bagi para penulis cerita, hal ini dapat lebih dirasakan. Hitung saja, berapa banyak ide cerita yang berhasil didapat dari buku pelajaran sekolah? Pastinya banyak. Contohnya saja, mungkin kita mendapatkan suatu rumus untuk kekuatan sihir dalam novel yang terinspirasi dari materi tentang listrik di mapel IPA. Dan bagi para penyuka seni, pastinya kalian juga pernah bingung bagaimana caranya menggambarkan suatu aktivitas— lapangan bola yang penuh sorakan semangat misalnya. Namun setelah mengamatinya langsung, kalian segera mendapatkan gambaran yang kalian inginkan. Lihat, ternyata memiliki pengetahuan lain juga sangat bermanfaat, kan?
Berjuang meraih impian tanpa ilmu pengetahuan ibarat diceburkan ke sungai yang dalam tanpa tahu cara berenang ke permukaan. Saat kita ingin sekali menyelamatkan diri ke atas air, namun kita bahkan tidak tahu cara berenang. Alhasil, kita pun tak selamat kecuali jika Tuhan berkehendak. Dalam meraih impian pun sama. Jika kita ingin cita-cita kita terwujud, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Percayalah, semakin banyak Ia berusaha untuk mencari ilmu, jarak dirinya dan impiannya hanyalah tinggal keyakinan dan do'a.
Teman-temanku, marilah kita terus mengasah kemampuan kita. Baik itu menggambar, bermain game, ataupun menyanyi, apapun itu! Jika kalian senang bermain game, cobalah untuk gunakan kemampuan kalian dalam kompetisi game. Jika kalian senang bernyanyi, cobalah meng-cover sebuah lagu dan upload di sosmed. Jika kalian senang menulis cerita, cobalah untuk merilisnya di sebuah blog atau ikuti perlombaan-perlombaan menulis di sekitar kalian.
Asahlah kemampuan kalian, sahabat-sahabatku! Percayalah pada kemampuan kalian! Kalianlah yang memegang kendali atas kekuatan kalian, kalianlah yang tahu betul kekuatan dan kelemahan kalian! Jika kalian punya cita-cita untuk diraih, jika kalian ingin mewujudkan impian kalian, maka berjuanglah sekuat tenaga! Janganlah menyerah! Mari kita berjuang bersama-sama!
Prestasi juga bisa di awali dengan hal yang kita sukai. Dengan mengasah keterampilan kita dalam hal yang kita senangi, kemampuan itu akan terasah dengan lebih cepat karena kita bangga akan kemampuan itu, kita merasa bahagia dan yakin bahwa keahlian kita kelak bisa menjadi hal yang berguna dan dapat membantu orang banyak. Mari kita tunjukkan kemampuan kita, dan jadilah seorang yang dapat mengubah sejarah!
Deandre Elraji Basari
siswa SMPN 2 Wanayasa (9A)