Wanayasa,-.Setiap hari Kamis, SMPN 2 Wanayasa mengadakan kegiatan pembelajaran dengan tema "Kemis Nyanding Wawangi." Program ini dirancang untuk menuntut pelajar menjadi lebih kreatif dan peka secara sosial. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam mengembangkan karakter siswa, tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam nilai-nilai sosial dan ruhani. Melalui program ini, siswa diajarkan untuk lebih saling menghormati dan menebar kasih sayang antar sesama.
Praktik Kemis Nyanding Wawangi melibatkan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk mengasah kreativitas dan kepekaan sosial siswa. Salah satu kegiatan yang paling menonjol adalah pertunjukan seni dan budaya. Pada setiap minggunya, kelas yang berbeda diberi kesempatan untuk menampilkan kreativitas mereka melalui pertunjukan seni, seperti tari daerah, drama, dan musik tradisional. Kegiatan ini tidak hanya melatih kemampuan seni siswa, tetapi juga memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal.
Pada minggu ini, kegiatan Kemis Nyanding Wawangi menampilkan tari daerah asal Jawa Barat. Tari daerah ini dipilih untuk memperkenalkan siswa pada kekayaan budaya Nusantara, khususnya budaya Jawa Barat. Siswa kelas yang bertugas minggu ini telah berlatih keras untuk mempersiapkan pertunjukan tersebut. Mereka bekerja sama dalam mempersiapkan kostum, menghafal gerakan tari, dan memahami makna dari setiap gerakan yang mereka tampilkan.
Proses persiapan ini melibatkan kerjasama yang erat antara siswa dan guru. Guru seni budaya membantu siswa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tari tersebut, sementara siswa belajar untuk saling mendukung dan bekerja sama. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang seni tari, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan empati.
Respons positif datang dari seluruh siswa dan guru. Mereka merasa bahwa kegiatan ini memberikan ruang untuk berekspresi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Siswa yang biasanya pendiam pun menjadi lebih berani untuk tampil dan menunjukkan bakat mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan seluruh siswa.
Kegiatan Kemis Nyanding Wawangi tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Guru memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan siswa, memahami minat dan bakat mereka, serta membantu mereka mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu, guru juga dapat mengamati perkembangan karakter siswa dari minggu ke minggu, memberikan feedback yang konstruktif, dan mendorong siswa untuk terus berkembang.
Selain pertunjukan seni, kegiatan Kemis Nyanding Wawangi juga mencakup diskusi kelompok tentang nilai-nilai sosial dan spiritual. Diskusi ini dipimpin oleh guru pembimbing dan bertujuan untuk mengasah kepekaan sosial siswa. Topik yang dibahas meliputi pentingnya saling menghormati, kerjasama, dan kasih sayang antar sesama. Melalui diskusi ini, siswa diajak untuk merenungkan sikap dan perilaku mereka sehari-hari, serta belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Aspek ruhani juga menjadi fokus utama dalam kegiatan ini. Setiap sesi diawali dengan doa bersama dan pembacaan ayat-ayat suci. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan siswa akan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengasah aspek ruhani, diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang lebih tenang, sabar, dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.
Secara keseluruhan, kegiatan Kemis Nyanding Wawangi menjadi salah satu program unggulan sekolah yang berhasil mengintegrasikan pendidikan akademis dengan pendidikan karakter. Program ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter, kreatif, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Dengan adanya kegiatan ini, sekolah tidak hanya berperan sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai lingkungan yang mendukung perkembangan holistik siswa.
Dengan demikian, Kemis Nyanding Wawangi menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan kepekaan sosial. Melalui program ini, siswa diajarkan untuk menjadi pribadi yang utuh, siap menghadapi tantangan masa depan dengan bekal kreativitas, empati, dan nilai-nilai spiritual yang kuat. Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang.