Wanayasa,-Hari ini, pemberitaan di berbagai media dipenuhi dengan kabar yang sangat mengkhawatirkan mengenai meningkatnya jumlah anak-anak yang harus menjalani prosedur cuci darah. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat dan para ahli kesehatan, mengingat usia mereka yang masih sangat muda dan dampak jangka panjang dari prosedur medis ini. Cuci darah atau hemodialisis biasanya dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak dapat berfungsi dengan baik. Prosedur ini membantu membersihkan darah dari limbah dan racun yang seharusnya disaring oleh ginjal. Fakta bahwa semakin banyak anak yang memerlukan prosedur ini menunjukkan adanya masalah kesehatan yang serius dan memerlukan perhatian khusus.
Menurut para ahli, salah satu penyebab utama dari meningkatnya kebutuhan cuci darah pada anak-anak adalah pola hidup dan kebiasaan makan yang tidak sehat. Konsumsi makanan cepat saji, minuman bersoda, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesehatan anak-anak. Selain itu, kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal juga turut berkontribusi terhadap situasi ini. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat, baik dari sisi asupan makanan maupun aktivitas fisik, menjadi salah satu alasan utama mengapa anak-anak rentan terhadap berbagai penyakit serius di usia dini.
Kabar ini tentu saja sangat menyedihkan, mengingat anak-anak adalah generasi penerus yang seharusnya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Untuk itu, diperlukan gerakan-gerakan dan program-program yang dapat mencegah kondisi ini agar tidak semakin meluas. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain adalah peningkatan edukasi kesehatan di sekolah, kampanye kesadaran publik, penyediaan fasilitas olahraga yang terjangkau, pengawasan dan pengaturan makanan di sekolah, serta program pemeriksaan kesehatan rutin.
Salah satu program yang relevan dan sudah diterapkan di Purwakarta adalah Tatanen di Bale Atikan (TdBA). Program ini merupakan gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi. TdBA terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis Pancaniti dan tata kelola pertanian berbasis Permakultur. Melalui program ini, peserta didik diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya. Dengan demikian, siswa dapat menjalankan hidup sehat dan memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam serta kesehatan tubuh.
Program Tatanen di Bale Atikan sangat sejalan dengan visi Dinas Pendidikan yang dipimpin oleh Bapak Dr. H. Purwanto, M.Pd. yang berkomitmen untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dan kesadaran ekologis dalam kurikulum sekolah dan program ini merupakan salah satu ikhtiar dan Solusi agar anak-anak Purwakarta mempunya gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Di SMPN 2 Wanayasa, misalnya, kepala sekolah sangat menyadari pentingnya program ini dan selalu menekankan kepada siswa maupun guru di sekolahnya untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan TdBA. Kesadaran ini penting agar nilai-nilai menjaga kesehatan dan lingkungan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak. Diantara programnya selalu membawa bekal dari rumah.
Melalui TdBA, anak-anak diajarkan untuk mengenal dan mengelola lingkungan mereka dengan bijaksana. Program ini mengajarkan bagaimana cara bercocok tanam yang baik, merawat tanaman, serta memahami siklus alam. Dengan demikian, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga memupuk rasa cinta terhadap alam dan lingkungan, yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Selain itu, TdBA juga mendorong penerapan gaya hidup sehat dengan mengajarkan pentingnya konsumsi makanan organik yang ditanam sendiri. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada makanan cepat saji yang kurang bergizi. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan karakter dan kesadaran ekologis dapat berjalan beriringan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan peduli lingkungan.
Dengan adanya program seperti TdBA, diharapkan anak-anak dapat tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit yang memerlukan prosedur cuci darah. Program ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan fisik, tetapi juga membentuk karakter anak-anak agar lebih peduli terhadap lingkungan. Kesadaran ini penting agar nilai-nilai menjaga kesehatan dan lingkungan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak. Mereka belajar untuk menghargai sumber daya alam, memahami pentingnya konservasi, dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga terkait sangat diperlukan untuk mewujudkan generasi masa depan yang lebih sehat dan kuat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua, guru, dan komunitas, sangat penting dalam memastikan keberhasilan program ini. Diharapkan, dengan sinergi yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal, baik dari segi fisik maupun mental.
Melalui langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi risiko penyakit serius pada anak-anak dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Pendidikan yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi generasi mendatang. Mari bersama-sama kita wujudkan masa depan yang lebih cerah dan sehat untuk anak-anak kita dengan mendukung program-program yang berfokus pada pendidikan karakter dan kesadaran ekologis, seperti Tatanen di Bale Atikan.