Langit cerah memayungi halaman SMPN 2 Wanayasa kala semua warga sekolah berkumpul dalam suasana yang penuh haru. Hari ini, sebuah kenangan indah tercipta dalam bingkai perpisahan. Bapak Totok Subantoro, S.Pd. Bio., yang telah mencapai masa purnanya, dan Bapak M. Chandra Bayu, yang menerima amanah baru sebagai PPPK di instansi lain, dilepas dengan penuh kehangatan dan rasa syukur.
Setiap langkah mereka menuju panggung terasa berat, seolah waktu ingin berhenti sejenak. Suara-suara lembut doa dan sapaan hangat mengiringi mereka. Para siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang hadir memberikan senyuman hangat bercampur linangan air mata.
Bapak Totok, dengan wajah berseri namun penuh rasa haru, berdiri di hadapan seluruh warga sekolah. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus atas kebersamaan dan cinta yang telah ia rasakan selama bertahun-tahun mengabdi. "SMPN 2 Wanayasa adalah rumah yang tak akan pernah saya lupakan. Di sini, saya belajar, mengajar, dan bertumbuh bersama kalian," ucapnya dengan suara yang bergetar.
Giliran berikutnya, Bapak Bayu melangkah ke depan. Dengan nada penuh semangat namun tetap menggetarkan hati, ia berbagi pesan bahwa amanah barunya bukanlah akhir dari silaturahmi dengan keluarga besar SMPN 2 Wanayasa. "Hati saya akan selalu tertambat di sini, bersama kenangan-kenangan indah yang kalian berikan," katanya, disambut tepuk tangan penuh kehangatan.
Di sudut panggung, perwakilan siswa berdiri dengan penuh keyakinan. Mereka menyampaikan doa-doa tulus, meminta agar Tuhan senantiasa menjaga kesehatan dan kebahagiaan kedua sosok yang telah menjadi inspirasi. "Pak Totok, Pak Bayu, jejak kalian akan selalu kami kenang. Kami berjanji akan terus belajar dan menjadi kebanggaan seperti kalian," ungkap salah satu siswa dengan nada penuh hormat.
Tak ketinggalan, Kepala SMPN 2 Wanayasa, Drs. Asep Tata Sonjaya, mengambil mikrofon dengan senyum ramah yang selalu meneduhkan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas dedikasi yang telah diberikan oleh Pak Totok dan Pak Bayu selama ini. "Ini bukanlah perpisahan, melainkan babak baru dalam perjalanan hidup. Silaturahmi kita tidak akan pernah putus," ujarnya tegas.
Suasana semakin mengharukan saat beberapa siswa mempersembahkan sebuah lagu perpisahan. Lirik-liriknya seakan menjadi suara hati semua yang hadir, mengungkapkan rasa syukur, cinta, dan doa. Beberapa guru terlihat menyeka air mata, mengenang kebersamaan yang tak akan tergantikan.
Acara dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan dari keluarga besar SMPN 2 Wanayasa kepada Pak Totok dan Pak Bayu. Hadiah tersebut menjadi simbol kasih sayang, doa, dan harapan agar keduanya selalu membawa cahaya di mana pun mereka berada.
Dalam momen yang syahdu, Pak Totok menyampaikan pesan terakhirnya. "Jadilah orang-orang yang selalu menghidupkan semangat belajar, karena pendidikan adalah jalan untuk memuliakan diri," katanya. Pak Bayu pun menambahkan, "Hargai setiap momen, setiap detik di sekolah ini adalah langkah menuju masa depan yang gemilang."
Para siswa dan guru memberikan salam perpisahan dengan penuh kehangatan. Tak ada yang ingin beranjak, seolah waktu ingin mereka ikat dalam lingkaran kebersamaan yang abadi. Namun, seperti kata pepatah, setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan, dan setiap perpisahan adalah awal dari kisah baru.
Hari ini, SMPN 2 Wanayasa melepas dua sosok luar biasa dengan penuh cinta dan rasa syukur. Mereka yang telah memberikan warna dalam perjalanan pendidikan kini melangkah menuju cakrawala baru. Meski raga berpisah, hati mereka akan selalu bersama.
Dan di langit Wanayasa yang biru, doa-doa pun melayang, mengiringi perjalanan dua insan yang kini mengukir kisah baru dalam hidup mereka. Silaturahmi ini, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Sekolah, tidak akan pernah terputus. Sebab cinta dan doa tak mengenal batas waktu dan ruang.