Purwakarta – SMPN 2 Wanayasa kembali melaksanakan kegiatan panen hasil program Tatanen di Bale Atikan (TdBA), yang kali ini mencakup berbagai jenis tanaman seperti kangkung, kacang tanah, dan pakcoy. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh semangat di tengah antusiasme seluruh warga sekolah, dari siswa hingga guru. Selain panen, kegiatan juga diisi dengan penanaman bibit pohon di lingkungan sekolah sebagai upaya memperkuat program penghijauan dan keberlanjutan lingkungan.
Kepala SMPN 2 Wanayasa, Drs. Asep Tata Sonjaya, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. "Panen dan penanaman ini menunjukkan bagaimana program TdBA bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi sudah menjadi budaya di sekolah kami. Konsistensi ini memberikan manfaat yang luar biasa, baik dari segi pembelajaran, ketahanan pangan, maupun pelestarian lingkungan," ujarnya.
Hasil panen kali ini menunjukkan keberhasilan siswa dan guru dalam mengelola lahan pertanian sekolah. Kangkung, kacang tanah, dan pakcoy yang dipanen tidak hanya menjadi hasil nyata dari kerja keras mereka, tetapi juga menjadi sumber pembelajaran praktis tentang siklus tanaman, perawatan, dan pentingnya keberlanjutan. Hasil ini sebagian dimanfaatkan untuk kegiatan konsumsi bersama, sementara sisanya didistribusikan kepada warga sekolah.
Di sisi lain, penanaman bibit pohon dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen sekolah. Bibit yang ditanam antara lain cabe, bawang, manggis, dan durian. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran siswa akan pentingnya menanam pohon sebagai investasi jangka panjang bagi lingkungan. "Setiap pohon yang kita tanam hari ini adalah warisan untuk masa depan. Kita berharap, beberapa tahun mendatang, pohon-pohon ini akan tumbuh besar dan memberikan manfaat yang nyata bagi kita semua," ujar salah satu guru pendamping.
Kegiatan ini juga menjadi momen edukasi bagi siswa. Mereka diajak untuk mengenali manfaat dari masing-masing tanaman dan pohon yang ditanam, baik dari sisi ekonomi, ekologi, maupun estetika. Hal ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan dan tanggung jawab sosial sejak dini.
Kepala sekolah menambahkan bahwa ke depan, program ini akan lebih dikembangkan dengan mengintegrasikan teknologi dan digitalisasi. "Kami bercita-cita agar program ini lebih menarik dan relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu rencana kami adalah memanfaatkan teknologi untuk memantau pertumbuhan tanaman, mengelola hasil panen, hingga memperkenalkan siswa pada konsep pertanian cerdas," ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, siswa juga mendapatkan pendampingan langsung dari para guru yang memiliki kompetensi di bidang pertanian dan lingkungan hidup. Pendampingan ini memastikan bahwa kegiatan tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga memberikan nilai edukatif yang maksimal.
Salah satu siswa kelas 9, Elsa, menyampaikan kegembiraannya terlibat dalam kegiatan ini. "Saya senang bisa ikut menanam dan memanen. Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa tanaman itu butuh perhatian dan usaha, tapi hasilnya sangat memuaskan," katanya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa. Mereka melihat program ini sebagai salah satu cara efektif untuk membangun karakter dan keterampilan hidup anak-anak mereka. Dengan terlibat langsung dalam proses bercocok tanam, siswa diharapkan menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan.
Dengan semangat gotong-royong dan visi ke depan yang progresif, SMPN 2 Wanayasa terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program Tatanen di Bale Atikan. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh warga sekolah untuk terus mengembangkan program ini demi keberlanjutan lingkungan dan pendidikan yang lebih baik.
Melalui kegiatan ini, SMPN 2 Wanayasa tidak hanya menghasilkan panen yang melimpah, tetapi juga menanam benih-benih harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.